
Pasar Ekspor Turun, Perajin Bambu Andalkan Pasar Lokal
BANGLI (CAHAYAMASNEWS). Pasar ekspor kerajinan bambu belakangan ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Oleh karena itu, perajin bambu di Kabupaten Bangli, kini hanya mengandalkan pemasaran lokal saja. “Pasar eksport saat ini lesu, makanya kita saat ini membidik pasar lokal,”ujar salah seorang perajin bambu asal Susut I Nyoman Purna, saat ditemui Rabu (04/12/2019).
Kata Purna, pasar lokal saat ini masih bisa membantu eksitensi perajin bambu di Kabupaten Bangli, khususnya di wilayah Kecamatan Susut. Dikatakan, produk kerajinan bambu yang saat ini masih diminati pasar lokal yakni kerajinan keben, besek, dan jenis aksesoris bambu lainnya. “Untuk kerajinan keben kita malah kualahan melayani order,” ujar pria asal Tanggahan Peken ini. Untuk meningkatkan pasar lokal, kata dia, dirinya harus banyak berinovasi, jadi kerajinan yang dihasilkan tidak menoton. Karenanya, saat banyak jenis kerajinan keben yang dihasilkan perajin bambu. “Untuk mempertahankan pemasaran kita harus kaya motif, selain itu kualitas juga harus tetap terjaga,” katanya.
Menyinggung soal harga jual, kata dia, sangat relatif tergantung ukuran dan motif keben yang dibuat. Kalau motif agak rumit, maka harga jualnya juga cukup mahal. “Untuk harga keben biasanya kita jual dari harga puluhan ribu hingga ratusan ribu,” katanya. Sementara perajin lainnya, I Wayan Suardana menambahkan, pasar ekspor kerajinan bambu belakangan ini memang sedang melesu. Karenanya perajin banyak mengandalkan pasar lokal seperti jenis keben (sokasi), besek, dan kerajinan lainnya. “Kita tidak tahu penyebab melesunya kerajinan bambu ini, dan semoga cepat kembali seperti semula sehingga para perajin akan kembali bergairah lagi,” ucapnya. *** Cahayamasnews.com/Agung Natha.
Facebook Comments