December 8, 2024
Seni dan Budaya

“AURA KASIH”

“Kisah Seekor Jangkrik Memasuki Lobang Telinga”

Oleh: I Ketut Murdana (Minggu, 17 Nopember 2024).

MANGUPURA (CAHAYAMASNEWS.COM). Pada suatu hari di rumah kontrakan di jalan Singosari Denpasar, tahun 1990 aku pulang ke rumah sehabis berolah raga di lapangan Puputan Renon. Sambil meminum segelas air putih, mengusap-usap keringat disertai angin sejuk di sore hari. Lalu menoleh beberapa lukisan yang bersandar di tembok rumah, yang belum terselesaikan. Perhatian ku semakin tertuju pada satu lukisan kertas, seolah-olah dia mengajaknya berdialog, bermain-main, lalu menyentuhknya dengan goresan pena, kuas dan warna warni. Keasikan proses kreasi itu barangkali semakin inten, masuk imaji larut dalam narasinya.

Saat itu tanpa disadari, tiba-tiba jangkrik tanpa permisi masuk ke lobang telinga kiri. Reflek saja tangan ini menepisnya, tetapi dia menang lalu lewat masuk ke telinga kiriku. Saat itu jari jemari ku hanya mampu menangkap kaki kanannya, maka aku bisa mengenalnya, bahwa dia adalah jakrik kecil berwarna coklat ke hitaman.
Sontak saja aku berteriak-terik kesakitan, karena jakrik terus bergerak-gerak masuk semakin masuk ke dalam lobang telinga. Gerakan tangan-tangan dan kakinya menendang-nendang dinding telinga, sakitnya tak tertahankan bagaikan geledek bertaburan di langit. Saat itu aku panggil istri, yang penuh kekagetan lalu menstater sepeda motor Astrea Star, lalu brangkat menuju Rumah Sakit Wongaya. Betapa rasa panikku merasakan sakit, sambil menutup telinga dengan jari-jari, berbonceng di tengah keramaian lalu lintas yang cukup padat. Sambil berbonceng aku menjerit kesakitan, menyuruh istri agar bisa lebih cepat sampai di rumah sakit. Tetapi kendaraan lain juga cukup ramai, walaupun tingkat kemacetannya tidak seperti sekarang.
Dalam keadaan seperti itu, dalam hati terbersit kata-kata bahwa hidupku tak berguna lagi, apa artinya menjadi seorang dosen tak lagi bisa mendengar. Tetapi aku mencoba menghapus pikiran itu, lalu memohon perlindungan kepada Tuhan yang disebut Bhatara Sesuhunan sami.
Beberapa saat kemudian tiba di UGD Rumah Sakit Wongaya, setelah registrasi aku langsung masuk ke ruang penanganan. Saat itu teman baik seorang dokter dari Padangtegal Ubud, sedang menangani pasien. Langsung saya minta tolong. Dewa Made…Dewa Made…tolongin tityang…tolongin tityang niki koping tityange celepin jangkrik. Pasiennya yang sedang ditangani ditunda semtara, lalu ditinggal untuk menangani tyang. Lalu proses penanganan dilakukan, dilihat oleh Dokter lalu jangkrik hanya bisa dijepit dan dimatikan agar tidak terus bergerak, jari-jarinya konon sudah menembus gendang telinga. Tetapi jakrik tak bisa dikeluarkan, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah. Setelah dijepit, sakitnya berkurang, lalu bergegas menuju UGD Rumah Sakit Sanglah.
Setelah registrasi lalu masuk ke ruangan proses, bersyukur juga saat itu bertemu dengan sahabat-sahabat Dokter yang saat mahasiswa berkumpul dalam satu rumah kos di jalan Serma Mendra Denpasar. Merekalah membantu mengeluarkan jakrik itu dan memberi obat infeksi dan lain-lainnya. Jangkrik itu dimasukkan dalan botol kecil lalu ku bawa pulang sekedar untuk kenang-kenangan. Atas pertolongan yang amat cepat, melegakan telinga bagaikan ledakan petir bersaut-sautan itu, aku mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya.
Lalu aku pulang, karena hari sudah malam sekitar jam 20.00 wib saat itu Bali masih termasuk waktu Indonesia bagian barat. Aku bersama istri mampir di rumah makan, sambil menenangkan diri, saat itu juga bertemu sahabat baik…yang sedikit meneduhkan perasaan saat kesakitan seperti itu. Dia berpesan rajin-rajinlah sembahyang. Mendengar sarannya itu, amat meneduhkan perasaan yang sedang gundah saat itu. Saat itu pendengaran sudah mulai membaik, sakitnya sudah reda, tetapi darah akibat luka terjangan tangan dan kaki jangkrik itu masih sedikit membasahi lobang telinga, yang membuat agak terganggu.
Sekitar pk. 22.00 Wib tibalah di rumah, sambil berdoa mengkondisikan perasaan, melihat kembali lukisan yang berserakan dan kursi tempat kejadian. Setelah beberapa hari kemudian, datang seorang sahabat seorang pensiunan polisi, kerumah merasa sangat aneh, kok bisa ya jangkrik langsung masuk lobang telinga padahal kejadiannya di ruang tamu, wah…wah pasti ada sesuatu yang tak beres ini, mungkin saja itu kiriman demikian tandasnya.
Mendengar pernyataan itu, aku tertegun juga…karena aku tak pernah membayangkan hal-hal seperti itu. Tetapi aku redam dalam hatiku dengan “memasrahkan” diri. Walaupun tak tahu sesungguhnya apa dan bagaimana memasrahkan diri. Tetapi mulai mendekatkan diri dengan cara sembahyang seadanya
Selanjutnya proses penyembuhanpun berjalan, hingga kurang lebih setahun. Sambil menjalani proses kerja lainnya penyembuhan perlahan-lahan terjadi hingga kini telah normal kembali. Dibalik kisah ini, ternyata memanggil dan mengantarkan jiwa dan keluarga ku untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Belajar memaknai rahasia di balik masalah…. * Semoga Menjadi Renungan dan Refleksi, Rahayu.

Facebook Comments

error: Content is protected !!