October 24, 2024
News

Semburan Belerang di Danau Batur, Petani Ikan Ketar-Ketir

BANGLI (CAHAYAMASNEWS.COM). Fenomena alam semburan belerang kembali melanda kawasan perairan Danau Batur, Kintamani, Bangli. Kondisi ini, tak pelak menyebabkan para petani ikan diwilayah tersebut ketar-ketir. Pasalnya, seperti pengalaman sebelumnya, munculnya fenomena yang merupakan siklus tahunan tersebut akan menyebabkan ribuan ikan nila yang dibudidayakan para petani dengan sistem Kuramba Jala Apung (KJA) akan turut mengalami kematian secara sporadis.

Hal ini diakui Kepala Desa Buahan, I Nyoman Gamayana. Kata dia, saat ini semburan belerang tampak terjadi di perairan Danau Batur, tepatnya dari wilayah Seked hingga desa Buahan. Hal ini ditandai dengan terjadinya perubahan warna permukaan air danau menjadi hijau keruh. “Semburan belerang tampak terjadi dari tadi pagi. Ini bencana bagi para petani ikan,” ungkap Nyoman Gamayana saat dihubungi Rabu (14/07/2021).

Disebutkan, ada sekitar 70 warganya sebagai petani ikan yang memiliki keramba di pesisir Danau terbesar di Bali ini. Kata dia, sejauh ini memang belum ditemukan adanya ikan yang dibudidayakan petani mati. Hanya saja, seperti pengalaman sebelumnya kematian ikan diperkirakan akan mulai terjadi satu hingga tiga hari pasca ledakan belerang terjadi dari dasar danau.

“Para petani sangat was-was akan mengalami kerugian besar akibat banyaknya kematian ikan yang siap panen. Karena ikan dalam kuramba, tidak bisa bebas sehingga kekurangan oksigen. Sedangkan yang masih bibit, lebih tahan hidup karena t memerlukan oksigen sedikit,” urainya. Dengan kondisi tersebut, kini para petani setempat mulai dihantui bayang-bayang akan menderita kerugian yang besar.

Terlebih harga pakan naik di saat pandemi seperti sekarang ini. Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma membenarkan terjadinya kembali semburan belerang di danau Batur. Menurutnya fenomena semacam ini terakhir terjadi pada awal Maret 2021, dengan kondisi yang paling parah dialami Desa Buahan. “Karena hembusan angin kencang beberapa hari terakhir.

Dan fenomena ini sudah seperti rutinitas tahunan. Pebruari-Maret, Juli-September (bertepatan musim dingin). Ini rekan kami Penyuluh Perikanan sedang di lapangan. Dan fenomena ini juga terjadi di danau-danau vulkanik yang lain,” jelas Sarma.

Disinggung luasan semburan, Sarma menyebut hingga saat ini baru wilayah Seked, Kedisan dan Buahan. Sementara untuk di wilayah desa Songan hingga Terunyan masih aman.  Apakah sudah ada dampak terhadap ikan-ikan di keramba? Ditanyakan demikian, Sarma menegaskan belum ada. “Sampai saat ini belum. Mudah-mudahan tidak ada,” ujarnya. *** Cahayamasnews.com/Tim-NT.

Facebook Comments

error: Content is protected !!