March 27, 2025
Seni dan Budaya

“AURA KASIH”

“TIPUAN ASURA MAYA”

Oleh:  I Ketut Murdana (Minggu, 30 Juni 2024).

MANGUPURA (CAHAYAMASNEWS.COM). Strategi tipuan asura maya memang amat halus, terkadang amat sulit dipahami karena dia selalu berada dan bersinergi diantara kesenangan yang menyenangkan dan kebahagiaan yang membahagiakan. Kesenangan berbeda tipis dengan kebahagiaan, tetapi akan sangat jelas posisi rasa kejiwaannya, ketika penghalusan rohani terus menerus diasah lewat sadhana yang berpengetahuan suci.

Berpengetahuan artinya pengetahuan yang sudah dirasakan dan terus mengalir meresapi, itulah kebenaran pengetahuan yang mengalir dari Sat Guru, meresap dan dirasakan kebenarannya menjadi Sad Guru yang mempribadi bersatu dalam diri. Dalam tugas dan gerak karmanya kasih kuasa Guru dirasakan. Merasakan kebenaran inilah pengetahuan atman sebagai “pemberi” dan juga sebagai “penerima”. Sebagai pemberi Dia menerima, diberi atau dialiri oleh Yang Maha Besar saat pengabdian atau pelayanan kepada-Nya, terbuka bagi yang membutuhkan.

Saat itu ketakjuban rohani merasakan kebenaran yang terasa mengangkat jiwa dari kegelapa, merasakan kebenaran menjadi lebih terbuka semakin luas. Itulah wujud pemberian atau pengisian langsung terjadi. Kesadaran merasa “diangkat” menjadikan beban keterikatan dosa kegelapan terbebas, oleh karenanya jiwa merasa terangkat ringan, lalu melihat balik, menjadi kontrol penyadaran demi penyadaran sepanjang hayat. Seperti itulah sesungguhnya hidup mengisi waktu yang dikuasakan atas kesempatan hidup.

Menempatkan kesadaran hidup yang berpengetahuan “hidup”lah hakekat hudup berkesejatian hidup. Ketika bayangan hakekat hidup ini menjadi hakekat perjuangan, maka kebenaran hakiki adalah jawabannya. Kapan hal itu tiba, itulah rahasia Ilahi yang menyadarkan ego, lalu meuundukan rohani sujud atas keterbatasannya. Apabila hakekat kerohanian itu telah mencapai kesucian sesuai hakekat-Nya, maka pilihan pun akan terbuka.

Resi Agastya memperoleh kemampuan mengeringkan lautan untuk membunuh para asura yang menyelinap di lautan. Itu artinya jiwa-jiwa yang besar akibat memperoleh anugrah besar, tentu semuanya itu bukan terjadi dengan sendirinya, tetapi melalui penyerahan diri dalam kesadaran tapa sebagai proses hakekat hidup sejati.

Pertanyaan besar hidup di jaman Kaliyuga ini, seberapa besarkah perjuang untuk memperjuangkan hakekat hidup agar memperoleh anugrah-Nya itu?. Jawaban ini sebagai renungan dan penyemangat proses pendakian spirit pendewasaan hidup yang sesungguhnya.

Pertanyaan ini bukan dijawab dengan jawaban teks atau kecerdasan logika betpikir saja, tetapi kesadaran proses bersadhana yang sungguh-sungguh. Walaupun pada sisi yang lain di anggap aneh dan dipinggirkan. Itulah realitas asura maya yang amat kuat meresap menguasai dunia, alam semesta (Buana Agung) dan yang dapat dirasakan di dalam diri setiap orang (Buana Alit).

Edukasi kesadaran semesta adalah kesadaran mengenal diri dalam dualitas gelombang besar dalam jagat raya dan dalam diri. Kasih-Nya membuka kesadaran penyeimbang dan penyempurna penyelamat adalah “kendali” kecerdasan yang dijiwai oleh kesucian hati nurani. Untuk itulah edukasi sepanjang hayat tiada henti. Agar tipuan-tipuan asura maya bisa berubah (somya) melahirkan kecerdasan spiritual yang membebaskan. *** Semoga Menjadi Renungan dan Refleksi, Rahayu.

Facebook Comments

error: Content is protected !!