Hutan Bambu Penglipuran Kini Dilengkapi Jembatan Kayu
BANGLI (CAHAYAMASNEWS.COM). Guna meningkatkan kunjungan wisatawan, Pengelola Desa Wisata Penglipuran, Kecamatan Bangli terus melakukan inovasi. Salah satunya adalah membangun jembatan kayu yang berlokasi di hutan bambu Penglipuran. Manager Pengelola Desa Wisata Penglipuran, Wayan Sumiarsa kepada awak media mengatakan, jembatan kayu penghubung desa induk Penglipuran dengan kawasan hutan bambu telah dibuka secara resmi, Minggu (15/12/2024).
Jembatan kayu sepanjang 100 meter yang menggunakan bahan baku kayu ulin tersebut dibangun dengan anggaran Rp. 500 juta. Jalan kayu ini menghubungkan lingkungan penglipiran dengan Kafe Bamboo.
“Pembangunannya bertujuan untuk menambah daya tarik bagi wisatawan dan bisa sebagai spot poto baru. Jembatan kayu kita bangun untuk kenyamanan wisatawan yang akan berkunjung ke hutan bambu,” ujarnya.
Menurutnya, selama ini wisatawan yang akan ke hutan bambu harus jalan kaki melewati jalan raya. Jadi untuk keamanan wisatawan, pengelola kemudian membangun jembatan kayu. “Pembangunan jembatan adalah sebagai inovasi kami untuk mengelola kawasan hutan bambu yang juga bisa sebagai swafoto. Mengingat desa wisata Penglipuran telah mengalami over capasity.
“Daya tampung desa Penglipuran 1.500 sampai 2.000 wisatan per hari. Namun belakangan ini, tingkat kunjungan mencapai 3.000 lebih wisatawan per hari,” jelasnya.
Jadi untuk mengatasi terjadinya over capasity, kata dia, pihaknya mengembangkan kawasan hutan bambu. Alhasil, setelah dilakukan pemetaan, tingkat kunjungan wisatawan ke hutan bambu mulai mengalami peningkatan. Yang mana, sebelumnya kunjungan ke hutan bambu hanya 10 orang perharinya, namun dengan adanya penataan dan dilengkapi dengan café bambu, kunjungan naik drastis menjadi 200 orang dalam seharinya.
“Kita harap dengan Pembangunan jembatan bambu ini kunjungan bisa naik dari 200 orang per harinya,” tegasnya.
Sementara saat disinggung rencana ke depannya, kata Sumiarsa, pengelola pun terus berupaya untuk melakukan pengembangan lebih lanjut. Salah satu rencana yang kini digagas untuk tahun 2025 adalah dengan melengkapi kawasan hutan bambu dengan kebun binatang mini (minizoo). Selain itu, juga akan dilakukan Pembangunan rilef Sejarah Penglipuran, yang lokasinya dekat dengan jembatan bambu.
“Kita akan membangun penangkaran rusa. Sementara untuk menjaga kelestarian alam, selama ini rutin kita melakukan pelepasan burung ke alam oleh wisatawan,” bebernya.
Pihaknya juga berharap dengan makin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Penglipuran, nantinya agar adanya uluran tangan pemerintah untuk membangun fasilitas penunjang. Salah satunya, adalah WC. Yang mana, WC yang ada saat ini kurang refresentatif untuk kunjungan wisatawan yang mencapai 3000 orang sehari.
“Kita akan duduk bersama untuk pembangunan WC, dan masalah lainnya yang perlu kita bicarakan. Salah satunya karcis masuk ke hutan bambu dibuat terpisah dengan pintu masuk ke lingkungan Penglipuran,” harapnya. *** CMN=Tim-NT.
Facebook Comments