January 15, 2025
Seni dan Budaya

“AURA KASIH”

“SENI DAN KEBENARAN”

Oleh : I Ketut Murdana (Minggu : 6 Nopember 2022).

BADUNG (CAHAYAMASNEWS.COM). Seni adalah “kebenaran” yang diciptakan oleh para seniman. Keindahan alam semesta sebagai “Ibunya”. Pengetahuan penciptaan seni sebagai pengatur proses kreatif konfigurasinya. Lalu masyarakat bisa menikmati kebenaran penciptaan itu sendiri. Pertama kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran baru berwujud indrawi yang memformulasi dan mensugesti rasa indah, pada diri sendiri dan juga pada orang lain yang tersentuh. Persoalan ini berawal dari sensitifitas personal dan bersentuhan dengan alam dan seni budaya.

Dalam kondisi interfenetrasi memasuki ruang terobosan masing-masing antara renungan para seniman memasuki alam dan berakibat dirasuki kekuatan rasa estetik alam semesta. Sensitifitas rasa estetik ini menjadi endapan pengalaman estetik, juga pengalaman spiritual mendorong rasa, raga dan pikiran untuk diekspresikan. Proses ekspresi memerlukan formulasi hingga menghasilkan wujud idaman yang mampu mewakili kedalaman kontemplasi.

Kedua adalah “kebenaran kehadiran wujud-wujud baru”, kemudian menjadi “realitas” lalu menjadi pembicaraan, perdebatan dan diskusi tentang keberadaannya. Berarti ada realitas indrawi, mengantarkan ruang persepsi memasuki ruang nilai-nilai teksual yang tersembunyi serta konteksnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan kesemestaan.

Ketiga adalah “kebenaran” daya cipta seni  telah “memberi peran terhadap kekurang lengkapan bahasa kata”, berwujud bahasa rupa imaji yang mampu menerobos melampaui alam pikir rasional. Oleh karenanya para filosuf para psikeater memperoleh banyak bantuan dari seni.

Ke empat adalah kebenaran bahwa seni dapat berperan sebagai “terafi psikologis”, sekarang seni telah dimanfaatkan untuk terafi, walaupun sesungguhnya peran itu telah dilaksanakan sejak masa lalu oleh nenek moyang kita. Tradisi di Desa Batuan Bali yang konon diserang oleh kekuatan magis, lalu masyarakat diajak untuk menari rejang yang dipentaskas setiap sore hari, sebagai sadhana puja memuja Ida Sang Hyang Widhi mohon keselamatan. Lalu disiang hari dilaksanakan adu ayam kecil-kecil untuk menghibur masyarakat menghilangkan rasa takut dan meningkatkan imunnya.

Dalam Shiva Purana juga dikisahkan bahwa Asura Aposthan bisa terbunuh oleh tarian Tandaka-Nya Dewa Shiva. Kekuatan ini tidak pernah disangka Asura Aposthan yang telah menyalah-gunakan anugrah Dewa Shiva, yang sesungguhnya dia tercipta untuk mengingatkan kelupaan Dewi Mahakali akibat kemarahan-Nya. Akibat kuasa kekuatan tarian Illahi itu Dewa Shiva diberi Nama yaitu Shiva Nataraja, dewa kesenian dipuja hingga kini oleh umat Hindu.

Ke lima adalah “kebenaran ekspresi karakter”, daya cipta seni telah mengekspresi karakter manusianya, baik secara individu, kelompok maupun komunitas. Oleh karena itu seni adalah perwujudan karakter yang dapat berimplikasi terhadap kebesaran sifat dan kuasa Sang Maha Pencipta (Maha Karya)

Ke enam adalah “kebenaran seni mudah berkomunikasi secara luas”, seni mengekspresikan bahasa universal yang membangun rasa estetik yang menarik, menjadi identitas dan keunggulannya masing-masing hingga kesederajatan manusia bisa terkondisi secara harmonis.

Ke tujuh adalah “kebenaran seni mampu menjadi profesi” menjadi kehidupan di dunia material, kemudian mampu mengantarkan manusia memasuki ruang religius penyempurnaan diri lahir dan bhatin (ranah pengetahuan suci-spiritual-mencapai kebahagiaan).

Ketujuh substansi kebenaran ini dapat menunjukkan eksistensi dalam kehidupan manusia yang memasuki ruang sekala duniawi dan ruang niskala yang amat abstrak, magis nan suci itu. Tentu ketujuh kebenaran itu, masih perlu digali terus agar dimensi kebenarannya lebih terjangkau lagi. Semoga menjadi renungan dan refleksi. Rahayu.

Facebook Comments

error: Content is protected !!