Dua Sisi Berbeda si-Burung Malam (Kedis Celepuk-Bali), Sarat Makna Spiritual
Tuhan senantiasa membekali ciptaannya dengan dua sisi yang berbeda, bagaikan dua sisi mata uang. Tak terkecuali manusia, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan, bahkan benda mati sekalipun. Baik dan buruk sesungguhnya sangat relatif, tergantung dari sisi mana orang menilai dan memandangnya. Maka dari itu, manusia dituntut untuk selalu bijak dalam menilai sesuatu ciptaan-Nya.Burung Hantu yang jika di Bali mempunyai bahasa keren yakni ‘Kedis Celepuk’, selama ini banyak menilai hanya dari sisi negatifnya saja. Padahal, mereka tidak tahu bahwa banyak sisi positif di balik keberadaan burung malam ini. Apa saja…? Berikut ulasannya.
Seringkali, Burung Hantu digambarkan menjadi karakter yang pintar dan bijaksana. Seperti misalnya tokoh Owl dalam cerita Winnie the Pooh!. Di alam liar, Burung Hantu merupakan kelompok burung pemangsa atau *raptor. * Ia memiliki paruh yang runcing dan cakar yang kuat, seperti raptor lainnya, yaitu elang dan rajawali. Warna bulu burung hantu biasanya merupakan warna yang terang, seperti kecokelatan, abu-abu, atau putih. Makanya mereka bisa dengan mudah berbaur dengan pepohonan di sekitarnya.
Yang paling menonjol dari Burung Hantu adalah matanya yang bulat dan besar dengan kemampuan penglihatan yang sangat tajam, sehingga mampu melihat dengan jelas di kegelapan malam. Di samping itu, Burung Hantu juga memiliki pendengaran yang baik, sehingga tahu dari mana arah suara mangsanya berasal. Menurut peneliti, Burung Hantu adalah pemangsa yang baik dan memiliki cara unik untuk menunggu maupun menarik mangsanya.
Dalam mitologi Yunani dan Romawi, burung hantu dilambangkan sebagai simbol kecerdasan, pendidikan, dan sihir. Bahkan, Burung Hantu juga menjadi lambang Dewi Athena, yang merupakan dewi kebijaksanaan. Athena adalah salah satu dewi muda. Ia merupakan anak Zeus. Ia tak dilahirkan seperti dewa-dewa lainnya. Menurut cerita, Athena dilahirkan dari kepala Zeus dalam keadaan dewasa dan berzirah lengkap. Suatu hari Zeus mengeluh bahwa ia mengalami sakit kepala, sehingga Hephaitos datang memukul kepalanya menggunakan kapak. Tiba-tiba dari dalam kepala Zeus muncullah Athena.
Athena adalah Dewi kebijaksanaan. Simbolnya adalah Burung Hantu. Athena juga adalah Dewi Pelindung kota Athena, dan Burung Hantunya terukir pada koin perak kota Athena. Athena juga adalah Dewi Perang, oleh karena itu ia selalu ditampilkan mengenakan baju zirah lengkap, beserta perisai dan tombak. Makna spiritual: Menyimak ulasan di atas, kita dituntut untuk memiliki penglihatan dan pendengaran tajam dalam melihat setiap peluang dengan kekuatan, keberanian, dengan selalu didasari dengan kecerdasan, kebijaksanaan, ketulusan dalam mencari rezeki dengan senantiasa harus dilandasi Catur Purusa Artha. (Empat tujuan hidup manusia). “Catur” artinya empat, “Purusa” Artinya jiwa manusia, dan “Artha” Artinya tujuan hidup.
Kempat tujuan hidup manusia ini terjalani dengan erat, yakni; Dharma artinya perilaku yang luhur, perilaku yang baik sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang mengatur, menuntun dan membina hidup manusia, sehingga dapat tercapainya kesejahteraan, ketenangan, dan ketentraman hidup baik lahir ataupun batin. Artha Artinya kekayaan harta benda. Kama Artinya Keinginan harus dipenuhi. setelah terpenuhinya keinginan, manusia lalu menjadi puas, senang, atau gembira, dan Moksa artinya kebebasan yang kekal dan abadi, kebebasan dari ikatan benda duniawi, kebebasan dari kelahiran kembali atau bersatunya Atman dan Brahman. *** Tim Berbagai Sumber.
Facebook Comments