
Rusak Berat dan tak Mau Ambil Resiko, Siswa SDN 4 Songan Terpaksa Belajar di Luar Ruangan
BANGLI (CAHAYAMASNEWS). Kondisi Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Songan yang berlokasi di Banjar Peradi, Desa Songan A, sangat memprihatinkan. Sekolah yang dibangun pada tahun 1981, kini rusak berat. Beberapa plafon jebol akibat kayu penyangga lapuk. Kondisi paling parah terjadi di ruangan kelas I dan II, dan untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terlebih dalam situasi musim hujan, sehingga pihak sekolah memutuskan terpaksa melakukan proses belajar-mengajar di luar ruangan.
Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Songan I Ketut Baru saat dikonfirmasi, Minggu (08/03/2020), membenarkan kondisi sekolahnya yang kini kondisinya sudah rusak berat akibat termakan usia. Dikatakan, beberpa bangunan pelafonnya jebol, sementara kondisi paling parah ditemui di ruang kelas I dan kelas II. “Kerusakan telah terjadi setahun lalu, namun semenjak sebulan ini kondisinya makin mengkhawatirkan,” jelasnya. Lebih lanjut disampaikan, sekolahnya sempat mendapatkan bantuan perehaban. Sementara sebagian lagi masih merupakan bangunan lama yang dibangun sekitar tahun 1981. Saat ini kondisi bangunan telah mengkhawatirkan, kayu penyangga bagunan sudah lapuk dan kondisi tembok bangunan telah retak-retak.
“Dari enam ruangan yang kami miliki sebagian sudah rusak berat. Karena kondisi bangunan yang sudah lapuk, dirinya tidak mau mengambil resiko, karenanya kelas I yang berjumlah 36 orang dan kelas II sebanyak 41 orang, terpaksa diminta belajar di luar ruangan. “Kami tidak bisa memprrdiksi kekuaatan bangunan. Demi aspek keselamatan, kami minta siswa kelas I dan kelas II untuk belajar di luar ruangan,” tegasnya. Lanjut menambahkan, atas kondisi tersebut, drinya sejatinya telah mealporkanya ke Disdikpora Bangli, kemudian diminta unuk membuat permohonan bantuan, namun hingga kini bantuan pembangunan belum kunjung terealisasikan,” ujarnya.
Lanjut dijelaskan dari 6 ruangan yang ada, saat ini satu ruangan dipungsikan untuk ruangan guru. Pasalnya, ruangan guru yang lama tidak bisa lagi menampung jumlah guru. Karenanya, untuk kelas I dan Kelas II terpaksa double shif. Untuk kelas I masuk hingga pukul 10,00 Wita dan kelas II dari pukul 10 .00 hingga 12.30 Wita. “Kondisi bangunan sudah rusak, yakni ruangan guru pun plafonya nyaris jebol. Sementara pinggir atap bangunan sudah kropos. Oleh karena itu, pihaknya beraharap pemerintah agar memperhatikan kondisi sekolahnya yang nonabene ada di balik bukit tersebut,” pintanya*** Cahayamasnews.com/Agung Natha.
Facebook Comments