January 23, 2025
Seni dan Budaya

“AURA KASIH”

“LANDEP” (Tajam=Menembus dan Meresapi)

Oleh : I Ketut Murdana (Jumat : 4 Nopember 2022)

BADUNG (CAHAYAMASNEWS.COM). Esok hari umat Hindu di Bali merayakan hari suci Tumpek Landep yang jatuh pada hari Sabtu Wuku Landep, setiap enam bulan sekali (210 hari). Sebagai upaya memuliakan dan menghormati karya leluhur dan karya anak bangsa kali ini yang telah memberi daya guna untuk penyempurnaan mencapai tujuan hidup manusia jasmani dan rohani. Wujud karya yang terbuat dari besi sebagai refleksi pengetahuan suci dan pengetahuan material intelektual serta teknik lalu menjadi teknologi yang “tajam” (landep). Semua kemampuan dan prestasi itu telah terwujud dari jaman ke jaman, sebagai upaya menyerap aliran pengetahuan dari Yang Maha Kuasa, melalui interaksi dan interfenetrasinya terhadap alam semesta (cosmosentris).

Alam semesta dengan segala isinya adalah Maha karya Ilahi, sifat kemaha kuasaan ini, oleh para suci disebut Kriya Sakti. Refleksi dari sifat kuasa itu (sakti) meresapi semua ciptaan-Nya, hingga setiap yang hidup harus bekerja untuk hidup dalam kehidupan, dengan cara seperti itu setiap yang hidup, bekerja menghormati dan memuliakan-Nya sebagai Maha Karya. Sadar terhadap kerja adalah swadharma yaitu pelayanan terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat dan pada saatnya mampu mengikhlaskan diri pada pelayanan kepada Yang Maha Kuasa. Artinya sadar pada keterbatasan, lalu melihat kebenaran sifat kemaha kuasaan-Nya (Cadhu Sakti) melayani ciptaan-Nya. Penciptaan yang terus terjadi, demikian juga, Pemeliharaan dan Pralina atau peleburan.

Menyadari realitas semesta ini adalah “ketajaman” pengetahuan material dan spiritual yang “meresap” (Wibhu Sakti). “Meresap” diawali dengan cara “meresapi” sesuatu yang menjadi motif pikiran menuju pencapaian prilaku kebajikan. Ketika itulah aliran pengetahuan sesuai substansinya meresapi indriya-indriya, pikiran, selera, rasa, lalu terhubung pada jiwa yang suci (Atman). Saat itulah jiwa yang suci menuntun pikiran agar selalu berprilaku kebajikan.

Hubungan timbal balik inilah sistem jiwa bekerja dalam diri setiap orang yang disebut Guru Swadyaya. Wujud bagi seseorang yang telah peka terhadap persoalan ini adalah, saat-saat akan berhadapan dengan sesuatu yang terjadi di luar nalar, saat itu tanda-tanda menyentuh rasa lalu diingat dan direnungi, lalu berdoa kepada Tuhan mohon perlindungan.

Ketika kebenaran ini terjadi dalam diri setiap orang maka ketajaman berpikir, berkata dan berprilaku menjadi kesatuan tunggal nan utuh yang bervibrasi. Kata-katanya sejuk dan menyentuh hati nurani, hingga mampu mengubah sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik. Pikirannya tajam berwawasan intelektual, berdedikasi kebajikan, etika dan moralitas, diteladani banyak orang.

Demikianlah ketajaman yang meresap dalam diri pribadi dan juga meresapi jiwa-jiwa yang lain di luar dirinya (Jnana Buda Siwa). Membentuk atau mewujudkan jiwa-jiwa seperti itu, memerlukan kerja (karma-yoga) sebagai sadhana dan yadnya yang sesungguhnya. Semua kekuatan itu tumbuh dan berkembang, bila dilandasi keyakinan diri yang sungguh-sungguh. Disinilah ruang edukasi berproses dalam ruang dan waktu yang panjang. Ritual adalah piranti proses praga simbolik penghubung realitas duniawi (skala) dan realitas metafisika (niskala), sangat penting dalam upaya mengkondisikan obyek berpikir dan menempatkan pikiran agar terkonsentrasi dengan baik, hingga saatnya melahirkan pikiran yang tajam dan berguna memberi sesuatu yang berguna bagi suluruh ciptaan-Nya.

Memaknai Tumpek Landep dari sisi edukasi spirit, adalah sangat penting agar tumbuh dan berkembangnya sifat-sifat natural nan tajam dalam diri setiap orang agar tumbuh menjadi “kesejatian diri”. Saat-saat mewujudkan sifat prilaku ke arah itu, proses mempertajam itu terjadi dan dapat dirasakan kebenarannya. Ritual dalam kurun waktunya mengingatkan agar sadar bersadhana atau beryadnya dengan tulus ikhlas.

Pertanyaannya sudahkah kita mengasah keyakinan melalui prilaku kebajikan….?, barangkali di sinilah tantangan dan harapan terjadi. Keyakinan amat mudah dirontokkan oleh kekuatan maya yang sangat halus gerak dan kerjanya dalam diri sendiri. Membelokkan menjadi pembenaran ilusi-ilusi, sebagai tantangan yang mesti dilewati dengan kecerdasan Jnana atau disebut kecerdasan spiritual. Ruang luas nan halus abstrak inilah ruang edukasi penajaman jnana mencapai kemenangan dan kebebasan. . Semoga menjadi renungan dan refleksi. Rahayu.

Facebook Comments

error: Content is protected !!