Kisah Gaib Merah Putih di Pura Peninjoan, Harus Dikibarkan Saat Upacara Keagamaan
BULELENG (CAHAYAMAS-NEWS). Sebutan Bali sebagai Pulau Seribu Pura, rupanya bukan sekadar ungkapan belaka. Sebait kalimat yang telah menjadi potret kebanggaan bagi masyarakat Bali yang menjunjung tinggi hakekat kepercayaan, tentu bukan hal berlebihan karena di tanah Bali sendiri sarat dengan nilai-nilai religius. Tidak mengherankan jika di Pulau Dewata Bali banyak terdapat pura atau tempat suci yang cocok dijadikan wisata religi. Sebut saja Pura Peninjoan di desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali, tidak hanya unik lantaran bangunan tempat suci itu tanpa patung. Akan tetapi dengan kekuatan tiga buah lingga yoni yang ada di Pura setempat semakin membuka logika bahwa Pura Peninjoan yang sangat spesifik itu memiliki auran yang tidak dimiliki oleh tempat suci lainnya di wilayah tersebut.
Pada suatu ketika seakan ada peristiwa gaib di Pura Peninjoan, yakni pada 12 Nopember 2005, tepat pukul 23.00 Wita, ada muzisat yakni seorang tokoh spiritual dari Pura Giri Menjangan membawa selembar bendera merah putih dengan menyebut pemberian Patih Gajah Mada untuk distanakan di Pura Peninjoan dan dikibarkan setiap upacara keagamaan digelar. Benda yang dikeramatkan itu pun, tidak sekadar dianggap sebagai pusaka yang diyakini kesakralannya dan menurut Kelian Desa Adat Menyali Jro Mangku Made Angga benda pusaka tersebut tidak boleh dikeluarkan di sembarang waktu dan tempat, dalam arti hanya bisa dikibarkan di pura Peninjoan di kala ada ritual.
Menyoal adanya bendera merah putih yang dikeramatkan di Pura Peninjoan, menurut Sejarawan Undiksha Singaraja DR Made Pageh,M.Hum., merupakan adaptasi budaya yang hingga kini diyakini kekuatannya sebagai benda sakral. Dengan keberadaan Pura Peninjoan seperti itu, masyarakat atau krama pengempon bertambah yakin bahwa tempat suci dimaksud, meamng benar-benar unik dan memiliki kegaiban tertentu. Sebagai tempat suci yang memiliki nilai sejarah, menurut Kelian Adat Menyali Jro Mangku Made Angga kerap didatangani para mahasiswa untuk dijadikan tempat observasi.
Bahkan, beberapa wisatawan pun yang datang ke Bali, ada yang sengaja menuju Pura Peninjoan semata mata untuk melihat dari dekat kondisi pura dimaksud. Mengingat tempat suci dimaksud memiliki kesakralan luar biasa, maka selaku warga masyarakat di Desa Menyali, Gede Suriaka berharap apa yang ada harus dilestarikan. Jika Anda datang ke Bali dan sempat ke wilayah Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, maka akan mengetahui lebih dekat seperti apa dan bagaimana Pura Peninjoan tersebut sesungguhnya. *** Cahayamas-news.com/DEMAL.
Facebook Comments