
5 Ekor Babi di Tumbu Mati Mendadak, Peternak Merugi Puluhan Juta
AMLAPURA (CAHAYAMASNEWS). Lima ekor babi siap jual milik I Kadek Ariana yang tinggal di Banjar Dinas Ujung Tengah, Desa Tumbu, Kecamatan/Kabupaten Karangasem mati mendadak, Minggu (8/3) kemarin. Hal ini menambah daftar kasus kematian babi yang terjadi di Bali. Menurutnya, sebelum mati babi miliknya sempat mengalami sakit selama 3 hari. Dimana selama 2 hari babinya tidak mau makan, disertai muncul bintik-bintik kemerahan di tubuhnya. Namun Kadek Ariana belum mengetahui pasti jenis penyakit yang menyerang babinya sehingga kelima ekor babinya mati secara bersamaan.
Lebih lanjut Kadek Ariana mengaku, atas kejadian ini ia mengalami kerugian mencapai Rp. 30 juta rupiah. “Sebelumnya ada sekitar 15 babi mati, ditambah sekarang 5 ekor lagi,” ungkapnya. Babi yang ia miliki kini hanya tersisa 4 ekor saja. Bahkan salah satu babinya kini sedang hamil
dan kondisinya sakit parah. Ia merasa pesimis babinya akan bisa bertahan hidup. Sementara ia tak bisa melakukan upaya apapun. Pihaknya mengaku sudah berupaya melapor ke Dinas Pertanian dan berharap agar Dinas Pertanian dapat memberikan solusi kepada peternak. Khususnya untuk menyelamatkan babi yang masih hidup. Atas kondisi ini Kadek Ariana berencana beralih profesi untuk menambah pundi-pundi penghasilannya.
Sementara dikonfirmasi pada Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem, Made Ari Susanta mengatakan, bahwa petugas di lapangan sudah pernah menangani hal itu, dan untuk antisipasi dan pencegahan dinas juga sudah memberi KIE dan perlakuan spraying desinfektan untuk dapat diteruskan oleh peternak tersebut. Tetapi menurutnya, peternak yang bersangkutan tidak melaksanakan saran teknis dari dinas, padahal sudah difasilitasi dan dialokasikan bahan desinfektan, tetapi sama sekali tidak digunakan oleh peternak tersebut.
“Kita sudah berupaya melakukan komunikasi informasi dan edukasi kepada peternak bersangkutan dan memberikan arahan teknis dan alokasi bahan desinfektan,” ujar Ari Susanta seraya menambahkan, sesuai data terakhir yang tercatat Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem mencatat ada 272 ekor babi dengan kasus mati mendadak dalam kurun waktu 1 bulan. Belum lagi warga yang enggan melaporkan ternak babinya yang mengalami kasus serupa. Pihaknya juga mengimbau kepada peternak agar melaksanakan arahan teknis dari Dinas Pertanian, sehingga kematian babi bisa diminimalisir. “Jangan sampai menyalahkan pemerintah, jika peternak sendiri tidak mau melaksanakan arahan teknis yang telah diberikan,” tegasnya. *** Cahayamasnews.com/Tim/-02.
Facebook Comments