January 26, 2025
Bali

Jelang Pelaksanaan Reuni Agung Bulan Juli 2020, Ratusan Alumni Ikuti Upacara Mejaya-Jaya, Mohon Restu Niskala

Denpasar (CAHAYAMASNEWS). Menjelang akan dilaksanakan gelaran pelaksanaan Reuni Agung yang rencananya bakal dilaksanakan pada bulan Juli mendatang, berbagai persiapan dilakukan termasuk memohon spirit sekaligus restu secara niskala ke hadapan Ida Bhatara-Bhatari yang berstana di Pura Taman Beji, di lingkungan Taman Budaya, Denpasar ratusan anggota Alumni Kokar melaksanakan upacara Mejaya-jaya dipuput Ida Pedanda Gede Putra Bajing, dari Griya Tegal Jingga, Denpasar. Hal ini dilakukan mengingat seluruh rangkaian kegiatan akbar tersebut bakal dilakukan di Taman Budaya, sehingga secara niskala memohon ijin dan sekaligus restu, sehingga diharapkan kegiatan temu akbar yang baru kali pertama dilakukan setelah pakum puluhan tahun ini dapat berjalan dengan aman, dan lancar, sesuai yang diharapkan bersama. Demikian disampaikan Ketua Umum Reuni Agung Istakari Sangraha Budaya, I Wayan Madra Ariasa di sela-sela kesibukannya melaksanakan upacara tersebut, Minggu (15/3) lalu.

Sejak pukul 14.30 Wita tampak sejumlah alumni Kokar dengan mengenakan pakaian adat madya mulai berdatangan dan berkumpul di areal Pura Taman Beji di lingkungan Taman Budaya Denpasar diselimuti suasana penuh kerinduan dan kekeluargaan, setelah puluhan tahun tak pernah bertemu. Kurang lebih pukul 16.30 Wita, para alumni tersebut mulai mencari posisi duduk masing-masing mempersiapkan diri mengikuti upacara mejaya-jaya. Kidung Warga Sari Purwakaning sayup-sayup terdengar merdu disertai harum semerbak puluhan dupa yang ditancapkan di masing-masing banten dan canang.

Upacara tersebut diawali Ida Pedanda Gede Putra Bajing yang juga alumni Kokar dan dalam kepanitian Reuni Agung ini didaulat menjadi penasehat tersebut mulai mapuja dan dilanjutkan melaksakan prosesi upacara runtutannya. Sampai akhirnya menginjak pada upara inti yakni upacara ‘Mejaya-jaya’. Semua yang hadir memanfaatkan waktu berharga itu sebagai momentum untuk melepas rasa kangen setelah puluhan tahun tak saling bertemu, akibat kesibukan aktivitas masing-masing. Upacara tersebut juga dihadiri tokoh-tokoh caliber seperti Prof. Bandem, Prof. Dibia, dan tokoh lainnya. Ida Pedanda Gede Putra Bajing menjelaskan, mejaya-jaya sendiri memiliki makna agar apa yang akan dilaksanakan semakin cemerlang dan cerah. “Ini juga sebagai bentuk penyemangat dengan memohon restu kepada Sang Pencipta agar apa yang akan dilaksanakan bisa berjalan labda karya (aman dan lancar). Sebagai umat Hindu Bali, tak terlepas dari sekala-niskala. Artinya setiap melaksanakan kegiatan sekala pastilah diawali melakukan kegiatan secara niskala, dengan tujuan tiada lain untuk memohon ijin dan sekaligus restu ke hadapan Sang Pencipta, sehingga apa yang kita lakukan dapat berjalan aman dan lancar,” wedar Ida Pedanda Gede Putra Bajing yang dikenal lowprofil ini bertutur.

Upacara menjaya-jaya ini lanjut Ida Pedanda Gede adalah sebagai awal dari kegiatan Reuni Agung yang rencananya dilaksanakan pda bulan Juli 2020 mendatang. Sebelum sampai pada kegitan inti, maka akan dilaksanakan berbagai kegiatan persiapan. Dengan diawali dengan upacara memohon spirit ini diharapkan prosesi dari awal hingga puncak kegiatan bisa dilaksanakan dengan baik, sesuai yang diharapkan bersama. Sementara itu, Ketua Umum Reuni Agung Istakari Sangraha Budaya Wayan Madra Ariasa menyampaikan, saat ini sudah terkumpul tiga ribu alumni yang tergabung ke dalam grup WhatsApp.

“Jadi kegiatan hari ini merupakan prosesi awal yang bertujuan untuk memohon spirit secara niskala. Gagasan dilaksanakannya Reuni Agung yang akan datang ini, awalnya adalah untuk temu kangen persaudaraan setelah puluhan tahun sempat pakum. Reuni ini adalah lintas generasi, 60 tahun berdirinya Kokar kami rangkum dalam reuni akbar yang akan berlangsung pada bulan Juli 2020 di Taman Budaya,” ujar Ketua Umum Reuni Agung I Wayan Madra Ariasa seraya menambahkan, bahwasannya kegiatan Reuni Kokar ini, sebelumnya sudah pernah diadakan. Namun yang akan datang ini skalanya lebih besar dan juga akan membahas tentang kepentingan Bali, khususnya dalam bidang seni dan budaya,” imbuhnya.

Alumni Kokar sendiri, lanjut Ketum Wayan Madra Ariasa, tersebar di segala penjuru Indonesia, baik itu Bali, Solo, Yogyakarta, hingga dunia. Nantinya kalau tidak ada alang melintang, para alumni ini akan pulang untuk bertemu kangen sembari memberikan ide dan juga gagasan untuk kepentingan Bali.  “Waktu pelaksanaannya direncanakan selama tiga hari yakni tanggal 24, 25, dan berakhir tanggal 26 Juli 2020. Sebelum kegiatan puncak, juga akan dilakukan rapat koordinasi pada tanggal 28 Maret 2020 ini, guna membahas  dan memantapkan prosesi persiapan Reuni Agung ini,” imbuhnya.

Prof. I Made Bandem sebagai Tim Pengarah Alumni Kokar dalam sambramawacananya juga memberikan ide tentang rencana mengembalikan nama Kokar atau SMKI bagi sekolahnya dulu. “Saat ini banyak ada SMK sehingga rancu. Karena, SMK itu sekolah kejuruan, sehingga ada rencana untuk mengembalikan menjadi sekolah seni. Ini agar ada pembedaan. Jadi tidak sekolah kejuruan, tapi menjurus khusus sekolah seni,” ujarnya seraya mengatakan identitas ini sebagai bentuk pengakuan terhadap seni itu sendiri. Diharapkan Reuni Agung ini akan melahirkan satu konsep dan hasil, terutama untuk kepentingan dan kebaikan Bali, utamanya di bidang seni dan budaya Bali nantinya.

Hal senada juga disampaikan Prof Dibia. Menurutnya, pengembalian nama menjadi sekolah yang bergerak di bidang seni ini, bertujuan untuk menguatkan identitas sekolah. Karena butuh kejelasan. Mengingat saat ini banyak ada sekolah kejuruan, namun bergerak di bidang pariwisata, bisnis, dan lain sebagainya.  Prof Dibia juga mengungkap bahwasannya jasa sekolah Kokar sangat kental terhadap para seniman Bali. Karena sebelum ada sekolah ini, seniman Bali kerap disebut suara seniman alam, sebab tidak didik formal. “Inilah nanti akan kami diskusikan dan usulkan untuk mengembalikan sekolah seni ini, sehingga tidak terkesan rancu,” pungkasnya. *** Cahayamasnews.com/ Andi.

Facebook Comments

error: Content is protected !!