Puncak GP ke-17 Dihadiri Ribuan Umat Lintas Agama, Diisi Doa Bersama
DENPASAR (CAHAYAMASNEWS). Puncak Gema Perdamaian (GP) ke-17 dihelat di lapangan sisi timur Bajra Sandhi, Renon, Denpasar dengan beberapa acara yang bertemakan perdamaian Sabtu (5/10/2019. Doa bersama masing-masing agama dikumandangkan bersama-sama menandai puncak acara dengan diselingi sarasehan mini, pagelaran seni lintas budaya, tarian Pancasila, Puisi dari Ibu Gubernur Bali Ny. Putri Suastini Koster yang berjudul Janji Kumbakarna dan berbagai bentuk pagelaran seni tari dari berbagai etnis di Indonesia. Puncak acara GP ditutup dengan santap makan bersama. Ketua Pantia, Kadek Adnyana mengatakan, acara ini didesign khusus untuk seremonial sebagai tonggak pengingat bahwa Damai sangat dibutuhkan di tengah kondisi bangsa saat ini.
Adnyana menjelaskan acara hari ini adalah puncak dari serangkaian acara yang sudah dimulai sejak enam bulan yang lalu antara lain : sarasehan damai internal pantia, road show to campus, pemilihan putra-putri ambassador Gema Perdamaian, lomba kreativitas damai, bersih-bersih lingkungan, doa lintas agama di hari Perdamaian International pada tanggal 21 September 2019 yang lalu. Acara Puncak GP ke-17 ini dihadiri para suci Ida Sulinggih, ulama, para pemimpin agama, istri Gubernur Bali, Wakil Gubernur Cok Ace dan Porkompinda, Anggota DPD Bali Arya Wedakarna dan Made Mangku Pastika, para pimpinan daerah, pimpinan berbagai organisasi pariwisata, para pengusaha, rektor perguruan tinggi se-Bali, dosen dan mahasiswa serta masyarakat umum. Tampak hadir, Jro Sepuh Satya Bhuana Medang Kamulan Gersik, Kanjeng Eko Srianto Galgendu, Romo Galuh dan beberapa tokoh penting dari pulau Jawa sampai Pasundan dan komunitas pejuang perdamaian di Bali.
Menurut Adnyana, pihaknya mengundang sekitar 3.500 orang tapi yang hadir lebih dari 4500 orang. Sebagian masyarakat yang hadir tak kebagian kursi, namun mereka memaklumi karena semua perlengkapan acara berasal dari sumbangan masyarakat umum dan beberapa dari pemerintah. Ida Rsi Wisesanatha, Ketua SC Gema Perdamaian menegaskan, GP 2019 kali ini mengambil tema ‘Damailah Bangsaku Jayalah Negeriku’. Tema ini diambil karena dinilai sangat relevan untuk mengingatkan bahwa bangsa ini bisa damai dengan diupayakan secara bersama-sama. Sementara itu, Wagub Bali Cok Ace atas nama Gubernur Wayan Koster menyampaikan, kegiatan Gema Perdamaian ini adalah hal positif untuk mengupayakan damai bisa terus terpelihara di tengah-tengah masyarakat.
“Saya sudah mengikuti kegiatan ini sejak awal. Tujuannya baik, untuk mengingatkan kita kembali bahwa damai itu indah. Kita pernah mengalami peristiwa-peristiwa kemanusiaan, dan kita sangat berharap tidak terjadi lagi hal demikian,” ujarnya. Lebih lanjut Wagub Cok Ace menyatakan, Gerakan separatisme, radikalisme dan terorisme masih terus menjadi ancaman bersama. Selain itu, ujaran kebencian, berita bohong, intoleransi dan penghinaan terhadap simbol-simbol negara di ruang publik, serta mudahnya masyarakat terprovokasi untuk melakukan aksi anarkis masih terus terjadi dan mengikis nilai-nilai persatuan bangsa.
Gubernur Bali mencontohkan insiden di Malang, Surabaya, dan Semarang yang berimbas terjadinya kerusuhan di beberapa Kota di Papua dan Papua Barat merupakan bukti nyata betapa pentingnya menjaga rasa persaudaraan dan sikap saling menghargai saat sekarang ini. “Janganlah mudah terprovokasi dengan hasutan kebencian dan berita bohong yang sering muncul dari media sosial dan lainnya,” imbaunya. Jika rasa persatuan di antara anak bangsa kuat, maka ia meyakini konflik karena perbedaan dapat dengan mudah disisihkan, dan perdamaian akan terus tumbuh. “Dengan demikian kita akan memiliki kelenturan untuk menghindari perselisihan,” tutupnya. *** Cahayamasnews.com/Adn.
Facebook Comments