December 8, 2024
Adat dan Tradisi

Paruman Agung Dharma Ghosana se-Nusantara di Badung Dihadiri 500 Sulinggih dan 700 Angga Walaka

MANGUPURA (CAHAYAMASNEWS). Paruman Agung Dharma Ghosana se-Nusantara tahun 2019 dilaksanakan di Kabupaten Badung dihadiri Ida Pedanda Siwa dan Buda Kabupaten Kota se-Bali, Penglisir Puri se Bali,  Dharma Ghosana  Lombok dan Dharma Ghosana Jabodetabek bertempat di Gedung Giri Nata Mandala Puspem Badung, Minggu (27/10). Acara dihadiri Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta didampingi Ketua DPRD Kabupaten Badung I Putu Parwata, Ketua Harian Dharma Gosana Dharmopadesa Pusat Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja, Ketua Harian Dharma Prawerti Sabha Dharmopadesa Kabupaten Badung Ida Pedanda Putra Pasuruan, Kepala Kementrian Agama Kabupaten Badung A.A. Manguningrat, Ketua PHDI Badung, Camat Mengwi I Gst. Ngurah. Jaya Saputra dengan Tripikanya dan para tokoh umat sedharma.

Ketua Panitia Ida Bagus Purbanegara melaporkan acara ini adalalah acara Paruman Dharma Upadesa yaitu sebuah organisasi Ida Pedanda Siwa Buda se-Nusantara, dimana kegiatan ini dilaksanakan setiap enam bulan sekali pada wuku Bala dan bergilir di setiap kabupaten/kota dan untuk kali ini dilakukan di Kabupaten Badung. Peserta keseluruhan berjumlah 1.200 orang yakni   dihadiri kurang lebih 500 Sulinggih dari Bali, Lombok dan Jabodetabek serta 700 angga walaka.

Pihaknya juga menghaturkan terima kasi kepada Bupati Badung yang telah mendukung penuh kegiatan ini sehingga dapat terselenggara sesuai dengan harapan bersama. Dalam Paruman ini dibahas masalah pengaskaraan yang paling alit atau yang paling kecil dengan maksud apakah pengaskaraan itu perlu ada di setiap pengabenan termasuk tata cara pelaksnaannya.

“Pengaskaraan itu penting mengingat merupakan hal yang paling eksensial dalam pengabenan. Tetapi selama ini mungkin dianggap bahwa pengaskaraan itu upacara yang harus besar, padahal dalam agama Hindu ada tingkatannya yaitu nista, madya, dan utama, sehingga tujuannya jelas, dan umat paham serta tidak ragu lagi. Karena semua  dikaji berdasarkan sastra yang ada,” terangnya. Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mengucapkan terim-kasih khususnya kepada Ida Pedanda Siwa Buda se-Nusantara yang sudah hadir pada paruman hari ini dan diharapkan dalam paruman ini ada penyempurnaan-penyempurnaan berkenaan dengan pelaksanaan yadnya khususnya Pitra Yadnya. Bupati mengatakan paruman ini merupakan langkah cerdas dalam rangka bagaimana Umat Hindu dalam melaksanakan upakara, upacara yang baik dan benar sesuai dengan sastra maupun lontar.

Pada masa penjajahan dahulu banyak sekali lontar kuno kita di ambil oleh penjajah  dan sampai ada di Den Haag Negara Belanda. “Astungkara ada beberapa lontar yang bisa diambil kembali, salah satunya lontar Ida Pedanda Made Sidemen Geria Sanur yang selanjutnya dapat kita padukan sebagai dasar dalam penyempurnaan dan pelaksanaan upacara yadnya,” kata Bupati seraya menyerahkan kampuh secara simbolis, sebagai rasa baktinya kepada sulinggih.*** Cahayamasnews.com/HmsBadung.

Facebook Comments

error: Content is protected !!