Berstatus Sebagai Daerah Produsen, Bupati Bangli Komitmen Jaga Inflasi
BANGLI (CAHAYAMASNEWS). Meskipun berstatus sebagai daerah produsen pangan, khususnya tanaman holtikultura, Bupati Bangli I Made Gianyar mengaku Pemerintah Kabupaten Bangli sangat berkomitmen menjaga inflasi di Provinsi Bali. Hal ini disampaikan Bupati Made Gianyar saat memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bangli di ruang Krisna, Kantor Bupati Bangli, Rabu (30/10/2019). Rapat ini juga dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali Trisno Nugroho, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bangli I Made Antara Yasa dan tim TPID Kabupaten Bangli.
Inflasi kata Bupati Made Gianyar, merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunya nilai mata uang secara kontinue. Dimana pemicu utama dari inflasi adalah adanya produsen dan konsumen. “Ketika produksi tinggi, permintaan rendah, harga pasar pasti murah. Namun sebaliknya, ketika produksi rendah, sedangkan permintaan tinggi, harga pasar pasti tinggi,” jelasnya. Untuk menjaga inflasi, sambung dia, tugas pemerintah adalah menyetabilkan harga antara produsen dan konsumen. Meskipun sebagai daerah produsen, khususnya pangan holtikultura seperti bawang, cabai, tomat dan sayur, Pemerintah Kabupaten Bangli sangat komitmen menjaga stabilitas harga untuk menekan inflasi di Kabupaten Bangli.
Terkait dengan usulan membangun Controlled Atmosphere Storage (CAS) atau teknologi pengkondisian atmosfer pada ruang penyimpanan komoditas hortikultura (buah dan sayuran), Bupati Made Gianyar mengaku ingin segera mewujudkan ini. Menurutnya, keberadaan CAS sangat penting bagi Bangli, terutama saat over produksi atau panen raya. “Kita ingin CAS ini menjadi salah satu bentuk bisnis dari Perusahaan Daerah (Perusda) Pertanian yang kita miliki,” terangnya. Pihaknya mengaku minta bantuan BI, agar bisa memfasilitasi Direktur Perusda Bangli dengan Direktur Perusda Konsumen di Jakarta untuk bisa menjalin kerjasama. “Kalau sudah dibangun kerjasama, saat ada produksi berlebihan maka akan bisa disalurkan langsung melalui Perusda. Ini akan jauh lebih efektif,“ harapnya.
Jika kerjasama antar Perusda ini sudah bisa terjalin dengan baik, bupati mengaku ingin berfokus untuk pemasaran hasil pertanian holtikultura. “Kalau kerjasama suda terjalin, kita ingin masuk di holtikultura, seperti sayur, bawang, tomat, dan sebagainya, sesuai dengan potensi yang kita miliki,” terangnya. Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Trisno Nugroho mengatakan, sebagai daerah yang sudah memiliki prestasi dalam mengatasi inflasi, ia ingin kedepan Bangli tetap menjadi kabupaten berprestasi dalam penanganan inflasi. Tidak saja menjadi finalis, tetapi bisa menjadi yang terbaik. Menurutnya, selama ini secara umum penanganan inflasi di Bali sudah sangat baik. Out-put dan out-come-nya baik, hanya saja yang masih kurang adalah proses terutama action plane. “Saya mengingatkan agar ke depan administrasi atau prosesnya bisa lebih diperbaiki lagi. Dengan begitu, sangat besar peluang TPID di wilayah Bali menjadi berprestasi bahkan menjadi yang terbaik di kawasan Jawa-Bali,” katanya. *** Cahayamasnews.com/Agung Natha.
Facebook Comments