February 8, 2025
News

Jalan Menuju Pura Tirta Mas Mampeh Kembali Jebol, Belum Ada Penanganan dari Instansi Terkait

BANGLI (CAHAYAMASNEWS). Dampak hujan deras  yang melanda daerah Bangli terjadi pada Minggu (01/03/2020) sore menyebabkan sejumlah bencana alam di sejumlah titik terutama di Kecamatan Kintamani. Salah satu bencana terparah, menyebabkan ruas jalan menuju Pura Tirta Mas Mampeh di Yeh Mampeh, Batur Selatan, Kintamani, Bangli yang pada tahun 2017 tergerus kini kembali jebol. Dampak jebolnya jalan sepanjang 50 meter tersebut, kini benar-benar menyebabkan akses jalan  tersebut terputus total.

Menurut Perbekel Desa Batur Selatan Gede Sarjana saat dikonfirmasi Senin (02/03/2020), mengatakan, jebolnya akses jalan menuju Pura Tirta Mas Mampeh saat hujan deras melanda wilayah setempat. “Kemarin hujan deras, sorenya sekitar pukul 16.00 wita jalannya jebol,sehingga akses masyarakat menuju Pura Tirta Mas Mampeh maupun keladang terpaksa melalui ladang milik warga sekitar  ” ungkapnya. Disampaikan, jalan yang jebol itu merupakan jalan yang terputus saat bencana alam tahun 2017. “Saat bencana tahun 2017 memang jalan tersebut sudah pernah putus. Makanya saat itu juga kita sudah usulkan agar dibangun waduk atau bendungan di dua titik dari ujung sampai pembuangan akhir. Hanya saja, sampai sekarang tidak kunjung ada realisasinya,” jelasnya. Karena itu, upaya sementara yang dilakukan warga dengan melakukan pengurugan agar aktivitas usaha tani termasuk para pemedek yang akan ke Pura Tirta Mas Mampeh bisa berjalan normal.

“Itu diurug dengan menggunakan hingga 100 truk. Hanya saja karena tidak ada anggaran, saat pengurugan dilakukan tidak sampai dibuatkan gorong-gorong dibawahnya.Kalau tahun lalu, saat hujan airnya hanya meluap saja. Tapi kemarin, karena besarnya volume air hujan yang bersumber dari pembuangan dari Pucak Penulisan dan Pasar Kintamani sehingga jalan itu kembali tergerus dan jebol,”ujarnya. Atas kondisi jalan tersebut, diakui, aktivitas usaha tani warga kembali terganggu, termasuk bagi para pemedek. Sebab, dengan jebolnya jalan itu warga harus menggunakan jalur alternative yang jaraknya sekitar satu km dari lokasi kejadian. Karena itu, pihaknya kembali menyayangkan, pihak terkait belum ada tindak lanjut usulan yang telah diajukan pihak desa agar dibangun waduk disekitar lokasi setempat.

“Dari jebol pertama, tidak ada penanganan yang dilakukan instansi terkait. Padahal kita sudah ajukan pembuatan waduk. Proposal sudah masuk tahun 2017 untuk dibawa ke akhir pembuangan,” katanya. Dalam kesempatan ini, kami kembali berharap Dinas terkait memberikan perhatian lebih penanggulangan bencana diwilayah setempat,agar supaya bisa menindaklanjuti proposal pembangunan bendungan tersebut. “Tindak lanjut dari proposal itu, sudah saya tanya berkali-kali melalui BPBD, Dinas Sosial dan PU. Dari PU bahkan sudah sempat melakukan survey lapangan, tapi sayangnya hingga kini tidak ada realisasi apa-apa,” harapnya. *** Cahayamasnews.com/Agung Natha.

Facebook Comments

error: Content is protected !!