May 14, 2025
Seni dan Budaya

“AURA KASIH”

“BADAN WAHANA PENYEMPURNA”

Oleh : I Ketut Murdana (Jumat:  15 Maret 2024).

BADUNG (CAHAYAMASNEWS.COM). Hidup dengan segala persoalannya adalah “Beban”. Demikianlah persepsi sebagian besar umat manusia. Dia akan menjadi beban yang semakin berat bila dibiarkan. Pembiaran beban itu akan membuat tubuh semakin lemah lunglai tergerogoti. Lalu semakin redup tak berdaya, hingga batas waktu berdayanya habis tak berguna.

Itu artinya, beban badan jasmani dan rohani, mesti diangkat oleh energi pengetahuan suci anugrah-Nya, hingga badan betul-butul bermanfaat dan “Berguna pada saatnya”. Badan adalah: “Anugrah sebagai wahana pergantian waktu dalam penyempurnaan karma, untuk mencapai kedamaian abadi Sang Jiwa”. Walaupun kebenaran pengetahuan ini sudah diketahui oleh sebagian besar umat manusia di bumi ini. Tetapi kesadaran berproses ke arah itu masih amat langka, hingga terciptalah zaman Kaliyuga ini.

Pertanyaannya dalam posisi manakah kita berada saat ini. Apakah ada pada proses menemukan kedamaian itu, atas tuntunan-Nya, maka bersyukurlah kalau jawabannya ya. Karena berada dalam posisi langka seringkali dianggap aneh-anah dan mengada-ada. Oleh karena demikian menembus lorong-lorong ribet berduri, amatlah berat. Saat itu pula keyakinan diuji dan alam semestapun menuntun menemukan cara menembusnya. Gambaran ini pula telah dinarasikan lewat cerita, saat Sri Rama ingin menuju kerajaan Alengka bersama bala tentara keranya.

Segala bentuk kutukan di masa lalu bebas terbuka dan menjadi berguna untuk pengabdian kepada dharma kebajikan. Menempatkan keyakinan pada jiwa semesta alam, dan berupaya menyamakan, terutama dalam pelayanan dharma kebajikan. Itu artinya, beban kegelapan yang mengurung seluruh jasmani dan rohani terangkat perlahan oleh kebajikan dharma. Prilaku kebajikan karma itu, menembus menghubungkan yang natural maupun yang non natural. Saat itulah rahasia semesta terbuka dengan sendirinya menjadi jawaban nyata dan benar menyenangkan dan membahagiakan.

Tuntunan dan proses ke arah itulah merupakan jalan panjang kehidupan. Bukan hangat-hangat tai ayam, diuji sedikit saja sudah lari tunggang langgang. Itu artinya belum menyadari akibat beban karma masa lalu. Menghindari beban masalah seringkali dianggap telah menyelesaikan. Menghindar sesaat untuk merenungi adalah upaya sadar, menemukan cara menyelesaikan.

Saat itu sinar suci hadir menggerakkan, lalu menjadi semangat berproses hingga menemukan solusi dan makna yang meringankan beban. Itulah energi suci yang membebaskan mengangkat beban derita. Sadar terhadap sambutan anugrah kasih suci semesta ini adalah kebenaran yang membahagiakan.

Ketika sudah demikian beban badan jasmani dan rohani, berubah menjadi semangat membara berkarma baik, sebagai upaya terus menerus penebusan dosa, yang juga disebut penyempurnaan demi penyempurnaan, hingga beban jasmaniah terasa ringan dan nikmat. Itu artinya badan telah berguna sebagai wahana penyempurna yang baik. *** Semoga Menjadi Renungan dan Refleksi. Rahayu.

Facebook Comments

error: Content is protected !!