Pura Alas Arum Batur, Kintamani
Pura Alas Arum Batur, demikian krama pangempon lan panyungsung menyebutnya. Pura ini terletak di Desa Pakraman Batur, Kintamani, Bangli. Lokasinya berdekatan dengan Pura Ulun Danu Batur, tepatnya di bagian timur (luan), berdampingan dengan Pura Pande Batur dan Palinggih Ida Ratu Mbah Api.
Pura yang wali atau piodalan-nya jatuh setiap panglong ping kalih Purnama Kesanga atau dua hari setelah Purnama Kesanga ini merupakan salah satu parahyangan yang berkaitan dengan pemuliaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai penguasa hutan. Ida Sasuhunan yang dipuja yakni Ida I Ratu Susunan Sakti Alas Maketeb.
Menurut keterangan Jero Penyarikan Alitan Pura Alas Arum Batur beberapa waktu lalu, fungsi dan eksistensi pura tersebut tak terlepas dengan keberadaan Pura Ulun Danu Batur. Pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat Ida Bhatara-bhatari Pura Ulun Danu Batur melasti, Ida Bhatara-bhatari Pura Alas Arum Batur juga turut serta melasti, baik ke segara utara (Segara Pegonjongan) maupun segara selatan (Batu Bolong).
Catatan sejarah Pura Alas Arum Batur memang sedikit sulit diuangkap. Hal itu karena di pura ini tak banyak catatan yang menuliskan keberadaan dan sejarah Pura Alas Arum Batur. “Namun, sebelum Desa Batur direlokasi dari bawah (kaki Gunung Batur), pura ini memang sudah ada, berdampingan dengan Pura Batur. Pralingga Pura Alas Arum Batur pada tahun 1926 juga sempat diboyong ke Desa Bayung Gede (bersama pralingga Pura Ulun Danu Batur), sebelum dibangun parahyangan di sini,” ungkapnya.
Lebih jauh dijelaskan, setelah pemerintah Belanda merelokasi Desa Batur ke daerah saat ini, Pura Alas Arum Batur pun dibangun kembali. Pembangunan dan pemugaran terus berlangsung hingga sekarang. Saat ini, terdapat sejumlah palinggih di utama mandala yang berupa padmasana, meru tumpang pitu, meru tumpang lima, meru tumpang tiga, pertiwi, palinggih gedong, bale agung, bale pangaruman, bale pasipelan, bale gong, dan bale kulkul.
Pura yang diberi nama alas arum atau alas angker biasanya terkait dengan pemuliaan terhadap Tuhan dalam manifestasi sebagai pemberi kemakmuran pada ladang kering. Nama alas arum dapat ditemui dalam sejumlah literatur teks tradisional, seperti Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul dan lontar Catur Bumi.
“Kalau dilihat mendalam terutama dari segi filsafat, jelas sebagai pemuliaan terhadap energi hutan yang saat ini lazim disebut Wana Krtih. Selain itu, dalam teks Pancawati juga dijelaskan ada tiga fungsi hutan agar menjadi lestari, yakni maha wana, tapa wana, dan sri wana. Ketiga konsep itu ada dalam praktik keagamaan di Pura Alas Arum Batur,” katanya. *
Facebook Comments